SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

Blog Ini Akan Memberikan Anda Informasi Yang Mungkin Anda Butuhkan.

Senin, 16 Mei 2011

9 Jenis Kecerdasan Pada Manusia

1.Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan dalam mengolah kata-kata secara efektif baik bicara ataupun menulis (jurnalis, penyair, pengacara)
Ciri-ciri :
- Dapat berargumentasi, meyakinkan orang lain, menghibur atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata
- Gemar membaca dan dapat mengartikan bahasa tulisan dengan jelas

2. Kecerdasan Matematis-Logis
Kecerdasan dalam hal angka dan logika (ilmuwan, akuntan, programmer)
Ciri-ciri :
- Mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi
- Berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis
- Pandangan hidupnya bersifat rasional
3. Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan yang mencakup berpikir dalam gambar, serta mampu untuk menyerap, mengubah dan menciptakan kembali berbagai macam aspek visual (arsitek, fotografer, designer, pilot, insinyur)
Ciri-ciri :
- Kepekaan tajam untuk detail visual, keseimbangan, warna, garis, bentuk dan ruang
- Mudah memperkirakan jarak dan ruang
- Membuat sketsa ide dengan jelas
4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Kecerdasan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresiakan gagasan dan perasaan (atlet, pengrajin, montir, menjahit, merakit model)
Ciri-ciri :
- Menikmati kegiatan fisik (olahraga)
- Cekatan dan tidak bias tinggal diam
- Berminat dengan segala sesuatu
5. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk musik dan suara (konduktor, pencipta lagu, penyanyi dsb)
Ciri-ciri :
- Peka nada dan menyanyi lagu dengan tepat
- Dapat mengikuti irama
- Mendengar music dengan tingkat ketajaman lebih
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak dan temperamen orang lain (networker, negotiator, guru)
Ciri-ciri :
- Menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, terbuka
- Menjalin kontak mata dengan baik
- Menunjukan empati pada orang lain
- Mendorong orang lain menyampaikan kisahnya
7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertidak secara adaptif berdasar pengenalan diri (konselor, teolog)
Ciri-ciri :
- Membedakan berbagai macam emosi
- Mudah mengakses perasaan sendiri
- Menggunakan pemahamannya untuk memperkaya dan membimbing hidupnya
- Mawas diri dan suka meditasi
- Lebih suka kerja sendiri
8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan memahami dan menikmati alam dan menggunakanya secara produktif dan mengembangkam pengetahuan akan alam
(petani, nelayan, pendaki, pemburu)
Ciri-ciri :
- Mencintai lingkungan
- Mampu mengenali sifat dan tingkah laku binatang
- Senang kegiatan di luar (alam)
9. Kecerdasan Eksistensial
Kecerdasan untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia (filsuf, teolog,)
Ciri-ciri :
- Mempertanyakan hakekat segala sesuatu
- Mempertanyakan keberadaan peran diri sendiri di alam/ dunia

Rabu, 16 Februari 2011

BUDAYA CEK BERASAL DARI WARISAN EKONOMI ISLAM

Pada kondisi Perekonomian sekarang ini, alat pembayaran berupa Cek bukan lagi merupakan barang baru bagi masyarakat, penggunaannya yang mudah memungkinkan masyarakat untuk memaksimalkan penggunaannya, bagaimana tidak,.. pembelian suatu barang dapat di lakukan dengan sehelai cek, dan pihak penerima cek dapat langsung menguangkannya pada bank penerbit cek atau melalui bank tempat ia memelihara rekening giro.

Pada masa Umar bin Khathab menjadi khalifah (634-644), Wilayah Islam sudah menyebar ke segala penjuru, mulai dari Irak dan Persia di timur hingga Syam dan Mesir di barat.
Menyadari perlunya Pemerintahan yang bersih dan berwibawa, Khalifah Umar berusaha mensejahterakan pegawai dan prajuritnya, yaitu peberian Imbalan atas kerja yang mencukupi. maka didirkanlah Diwan, sejenis lembaga Negara yang mengatur gaji bulanan aparat dan mulai berfungsi pada tahun 15 H. untuk mengindari kesulitan pembayaran gaji, maka para penerima gaji di berikan Kupon yang di namai Sakk atau Sukuk, isinya berupa "Perintah tertulis"dari Khalifah kepada Diwan agar membayarkan gaji bagi pihak yang memegang kupon (Sakk) itu, sehingga pembayaran gaji terlaksana dengan efektif dan tepat waktu. bahkan pada kondisi-kondisi lainnya pun surat perintah ini telah difungsikan.
Bahkan Surat perintah pembayaran (sakk) ini menjadi sumber motivasi bagi pebisnis untuk memudahkan transaksi keuangan mereka, yaitu dengan tidak selalu melalui cash (uang tunai).

Bahkan Cek ini menjadi salah satu alasan untuk pembuatan/penetapan penanggalan Islamiyah secara resmi, yaitu pentingnya pencatatan waktu pengeluaran/pembayaran cek dari khalifah sehingga permasalahan pembayaran/pencairan dana tunai bisa teratasi.

Pada saat itu, popularitas cek sebagai alat pembayaran kian menanjak di abad pertengahan (abad ke 10 M), seiring munculnya jasa penukaran uang yang di sebut shairafi, ashsharf, atau mashraf (money changer). Usaha jasa yang mulanya terbatas pada kegiatan tukar menukar uang ini, lambat laun dipercayai pula oleh umum untuk mengelola simpanan (deposit) dan jasa pengiriman uang (transfer) .
Perkembangannya semakin pesat dengan semakin kompleksnya pihak terkait sehungga lebih transparan dan akuntabel, yang awalnya terdiri dari dua pihak (penerbit cek dan pemegang cek), kini telah melibatkan pihak ketiga yaitu Shairafi yang bertugas menyelesaikan pembayaran cek.
begitu luasnya pemakaian cek dan surat-surat berharga masa itu, sehingga cek yang tebit di Baghdad (Irak) dapat di cairkan (di uangkan) di Maroko. bahkan sistem tata buku berpasangan yang kini dikenal sebagai "akuntansi" dan oleh para ilmuwan dunia dijuluki sebagai The Arab's more sophisticated double enty accounting system (metode tata buku berpasangan yang lebih canggih dari kawasan Arabia), justru lahir dan mulai di operasikan saat itu.

seiring berjalannya waktu, budaya cek atau Sakk muali menyebar ke dunia barat lewat jalur perniagaan, di barat inilah kemudian ungkapan "Sakk" versi Khalifah Umar, mengalami perubahan dialek menjadi "check" dalam bahasa Inggris, dan "cheque" dalam bahasa Prancis.
dan masih banyak lagi budaya serta bahasa yang merupakan warisan Islam yang kemudian berkembang maju saat ini.

Namun seperti di katakan, berbagai khazanah Islamiyah itu kemudian beralih ke Barat, sehingga benarlah Firman Allah dalam Alquran,
"Dan masa (kejayaan dan Kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka dapat pelajaran).....". (Q.S. Ali 'Imran 3:140).
mungkinkah kaum Muslimin meraih kembali kemajuan di masa lalu itu? jawabannya tentu terpulang pada ikhtiar kita di segala bidang, dalam jalur perbankan misalnya, yaitu berupa dukungan penuh kepada perbankan syariah yang kini mulai berkiprah di kancah Global.

Wallahul a'lam bishshawab.



Minggu, 30 Januari 2011

TRADISI BANGGAI

 
         Mungkin tak ada yang mengira bahwa gugusan kepulauan dengan pulau terbesarnya Peling, menyimpan sejuta catatan yang mengagumkan. Suku Banggai, merupakan suku yang mendiami Kepulauan Banggai, yang sebelumnya bernama asli Suku Sea-sea, yang awalnya dari kerajaan-kerajaan kecil, kemudian utuh yang kini bernama Kerajaan Banggai, kerajaan ini mempunyai kekuasaan yang cukup luas, bahkan hampir setengah dari wilayah Sulawesi Tengah, namun hingga kini setelah berdirinya Pemerintahan RI, cakupan wilayah Kerajaan Banggai hanya pada Kabupaten Banggai Kepulauan dan Kabupaten Banggai, dengan menaungi tiga suku, yaitu Suku Banggai, Saluan, dan Balantak. yang meninggalkan bukti sejarah  antara lain Keraton Kerajaan di kota Banggai. walaupun satu kerajaan, namun ketiga dari suku ini mempunyai Adat Istiadat yang sangat berbeda.

        Kerajaan yang berada di sebelah timur Pulau Sulawesi, atau juga di sebelah Barat Laut dari Laut Banda, Suku Banggai yang merupakan suku terbesarnya, yang juga mendiami Kepulauan Banggai, seperti suku-suku besar yang lainnya, adat istiadat yang tumbuh dan berkembang dalam suku Banggai sangatlah banyak dan beragam, mulai dari penggunaan bahasa tradisional ( Banggai) sebagai bahasa sehari-hari hingga adat pernikahanpun tak lepas dari tradisi yang berkembang. Walau kini tradisi banyak tradisi yang punah dan mulai di gali kembali, namun cukup banyak tradisi yang masih melekat dalam masyarakat, terutama kesenian tradisionalnya.
           Seba Adat atau dalam bahasa indonesianya adalah musyawarah adat, merupakan wadah untuk program adat yang bertujuan di antaranya untuk mempertahankan adat istiadat yang ada pada masing-masing suku di kerajaan Banggai, karena memang Seba Adat di adakan oleh Perangkat Adat atau Kerajaan Banggai oleh Raja, atau Tomundo dalam bahasa Banggai, yang di hadiri oleh Basalo, yaitu sejenis kepala adat dalam cakupan kedaerahan kecamatan atau desa yang dari suku banggai, sedangkan dari Saluan dan Balantak bernama Bosano dan Bosanyo. Selain Basalo, masih banyak perangkat adat lainnya yang membantu kegiatan Basalo, misalnya Kapitan. Dalam perangkat kerajaan juga ada yang di sebut Mian Tuu, dan masih banyak lagi jabatan-jabatan adat yang membantu dalam kepengurusan kerajaan Banggai, yang mana kegiatan Seba ini di adakan setiap tahunnya untuk Evaluasi hasil kerja atau Program dan perencanaan yang baru dalam setiap gerak masyarakat adat Banggai
 
         Kembali pada tradisi Banggai, ada sangat banyak dari tradisi yang melekat dalam masyarakat yang memang sangat menarik, musik yang di antaranya; batongan, kanjar, libul dan lain sebagainya, juga ada tarian, yang termasuk Onsulen, Balatindak, Ridan dll, juga cerita rakyat atau legenda yang sangat banyak yang di kenal dengan nama Banunut, lagu atau puisi yaitu Baode, Paupe dan masih banyak lagi kesenian tradisional lainnya, ada beberapa tradisi ini yang masih dipegang secara menyeluruh dari suku Banggai, misalnya pada saat perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad saw, para masyarakat suku Banggai akan membuat sejenis kue yang di beri nama Kala-kalas, ada juga yang menyebutnya kaakaras. Kue ini tebuat dari tepung beras yang bentuk jadinya di goreng, dan kue ini sangat unik sekali, bahkan hanya akan di jumpai pada saat perayaan Maulid Nabi saw saja. Selain itu, masih banyak tradisi lainnya, Upacara Adat misalnya, upacara pelantikan Tomundo, upacara pelantikan Basalo, dan lain sebagainya.
         Tradisi-tradisi dalam masyarakat pun bahkan beragam, masyarakat yang tinggal di tepian pantai dengan masyarakat yang tinggal di pedalaman akan memberikan suatu gambaran yang jauh berbeda, kesenian, upacara adat, bahkan kehidupan adat sehari-haripun tidak banyak menunjukan kesamaan, contohnya, ada sebuah upacara adat atau perayaan ketika para nelayan telah menangkap ikan, yang cara menangkapnya di kenal dengan nama sero, sedangkan di pedalaman akan ada penanaman sejenis Umbi yang memang satu-satunya di dunia ini hanya terdapat dan berasal dari Banggai, sehingga di kenal dengan nama Ubi Banggai, ini akan memberikan suatu cerita tersendiri yang sangat menakjubkan, yang di mulai dari proses hingga selesai, akan banyak sisi-sisi kehidupan tradisi yang memberikan gaya artistik yang sangat berharga.

       
         Berburu merupakan salah satu kegiatan yang dari zaman pra kerajaan Banggai, namun hingga kini, berburu atau yang dalam bahasa Banggai dikenal dengan nama Baasu itu masih sering di jumpai di daerah pedalaman, terutama di kawasan Pulau Peling. 
         Masih sangat banyak tradisi yang melekat pada masyarakat adat maupun yang sudah mulai memudar seiring pekembangan zaman, namun di balik itu semua, masih menyimpan sejuta makna dan sejuta misteri untuk di gali dan di kembangkan. yang pasti, marilah kita sama-sama menjaga adat dan istiadat kita, karena inilah harga diri suku dan kerajaan kita.